Indonesia sudah secara luas dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam. Tidak hanya tingkat keragamannya saja yang luar biasa, tingkat kelimpahan sumber daya alamnya pun sangat luar biasa. Termasuk sumber daya alam pesisirnya, seperti sumber daya ikan hingga sumber daya ekosistem mangrove. Namun, belum banyak dari kita tahu apa saja potensi hingga ancaman yang terjadi terhadap mangrove di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas secara ringkas potensi, ancaman, hingga usaha konservasi mangrove di Indonesia.
Potensi : Mangrove di Indonesia adalah yang terluas di dunia, dengan luas setidaknya 2,3 juta hektar pada tahun 2014. Di urutan kedua dan ketiga ada Brazil dan Malaysia, dengan luas hutan mangrove yang tidak mencapai setengah luas mangrove yang ada di Indonesia, yakni 0,7 dan 0,4 juta hektar.
Hutan mangrove tersebar di seluruh Indonesia, dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Berdasarkan publikasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2021, Indonesia memiliki luas hutan mangrove mencapai 3,3 juta hektar, dimana nilai tersebut mewakili 22,6% mangrove dunia. Hutan mangrove terluas terdapat di Pulau Papua yang mencapai 1,4 juta hektar dan yang terendah ada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 34 ribu hektar. Di Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, dan Sulawesi terdapat pula hutan mangrove yang sangat luas, yang mencapai 0,7 juta hektar, 0,6 juta hektar, 0,2 juta hektar, dan 0,1 juta hektar. Sedangkan di Pulau Jawa hanya terdapat 35 ribu hektar hutan mangrove. Tingkat keanekaragaman jenis mangrove dan asosiasinya pun terbilang cukup tinggi di Indonesia, yakni mencapai 49 jenis spesies mangrove dan 155 tumbuhan asosiasinya.
Pemanfaatan: Selain memberikan manfaat yang luar biasa pada alam, mangrove di Indonesia juga telah dimanfaatkan dalam beberapa bentuk. Mulai menjadi olahan pangan, wisata alam, hingga kegiatan perikanan lokal. Wisata hutan mangrove atau ekowisata mangrove merupakan jenis pemanfaatan yang paling populer di Indonesia. Banyak hutan mangrove yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal menjadi destinasi wisata. Pemanfaatan yang baik ini dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sumber : www.indonesia.travel
Banyak yang belum tau, bahwa beberapa bagian mangrove dapat dimanfaatkan menjadi bahan pangan. Belum banyak jumlah pelaku yang melakukan pemanfaatan ini. Selain unik, olahan mangrove juga memberikan manfaat kesehatan, seperti kandungan vitamin C, karbohidrat, protein, dan lemak.
Sumber : Putratravel
Kegiatan perikanan pesisir sangat erat kaitannya dengan keberadaan hutan mangrove. Tidak hanya ikan, komoditas lain seperti udang vaname sangat populer dilakukan di hutan mangrove. Kegiatan perikanan yang sering dilakukan di hutan mangrove disebut sebagai silvofisheries. Pemanfaatan hutan mangrove dalam kegiatan perikanan yang baik dapat menguntungkan lingkungan dan nelayan setempat.
Sumber : Ruangtambak
Masih banyak jenis pemanfaat mangrove lain di Indonesia, baik yang dilakukan dalam skala regional maupun lokal.
Ancaman: Sama halnya dengan sumber daya alam yang lain, terdapat beberapa ancaman serius yang dialami oleh mangrove di Indonesia. Penebangan liar, limbah, dan akumulasi sampah adalah beberapa dari contoh ancaman yang terjadi.
Penebangan liar sudah menjadi ancaman serius pada sumberdaya hutan di dunia, termasuk di Indonesia sejak lama. Hutan mangrove juga tidak luput dari ancaman tersebut. Penebangan liar dilakukan oleh masyarakat lokal dan pihak yang tidak bertanggungjawab lain. Tujuan utamanya adalah untuk membuka lahan, untuk dialihfungsikan, seperti menjadi permukiman hingga kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan. Tentu ancaman ini dapat menurunkan luasan hutan mangrove secara signifikan.
Limbah berupa tumpahan minyak adalah musuh utama dari kelangsungan hidup mangrove. Tidak hanya dapat “meracuni” mangrove, keberadaan tumpahan minyak dapat mengganggu keseimbangan ekologis yang ada di ekosistem mangrove. Kerugian finansial yang besar sangat dirasakan oleh para nelayan yang memanfaatkan mangrove di wilayahnya.
Sumber : Lifegate
Ancaman lain yang mulai disadari ,setidaknya dari tahun , adalah akumulasi sampah. Sampah yang ada dapat berupa botol plastik, bungkus plastik, hingga yang berukuran besar seperti rak plastik dan kasur. Akumulasi sampah ini bersumber dari buangan dari sungai, laut, dan pembuangan langsung oleh masyarakat setempat. Hingga saat ini belum terdapat perhatian serius untuk menangani akumulasi sampah plastik di hutan mangrove di Indonesia.
Sumber : Martin et al. 2019
Usaha Konservasi: Dalam menanggulangi dampak dan mengurangi ancaman di atas, sudah banyak usaha untuk menjaga kelestarian mangrove di Indonesia. Usaha tersebut sudah dilakukan dari tingkat pemerintah hingga ke komunitas.
Sudah banyak komunitas yang juga melakukan usaha konservasi. Kegiatan biasanya berupa edukasi, penanaman, bibit mangrove, dan pemberdayaan masyarakat. Biasanya komunitas bersinergi dengan masyarakat lokal dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi.
Seperti yang dilakukan komunitas Mangrovejakarta.id, dari tahun 2020 secara konsisten melakukan kegiatan penanaman mangrove di Jakarta dan sekitarnya. Peserta kegiatan juga berasal dari berbagai latar belakang dan demografi yang beragam. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan, khususnya kelestarian mangrove, secara luas.
Potensi hutan mangrove di Indonesia memang sangat lah tinggi, namun tidak luput dari segala ancamannya. Peningkatan kesadaran lingkungan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove mutlak diperlukan. Tidak hanya masyarakat, semua lapisan masyarakat juga perlu terus melindungi hutan mangrove, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia dan dunia. (BP)
Referensi:
Hamilton, S.E. and Casey, D., 2016. Creation of a high spatio‐temporal resolution global database of continuous mangrove forest cover for the 21st century (CGMFC‐21). Global Ecology and Biogeography, 25(6), pp.729-738.
Kemenristekdikti, 2020, Pendahuluan Mangrove Health Index
Martin, C., Almahasheer, H. and Duarte, C.M., 2019. Mangrove forests as traps for marine litter. Environmental Pollution, 247, pp.499-508.
Rahardian, A., Prasetyo, L.B., Setiawan, Y.U.D.I. and Wikantika, K.E.T.U.T., 2019. Tinjauan historis data dan informasi luas mangrove Indonesia. Media Konservasi, 24(2), pp.163-178.
Situmorang, R.O.P. and Barus, S.P., PAPER A14-Mangrove Management as Source of Food Alternative by the Women Fishermen Group in Sei Nagalawan, North Sumatra, Indonesia.
Writer: Bayu Pamungkas
Editor: Paundra Hanutama