Berbicara mengenai Mangrove, tidak semua tahu sejatinya dari pohon mangrove atau pohon bakau ini. Pohon yang mempunyai banyak manfaat dan bisa dikategorikan sebagai pohon penyelamat dunia dari climate change, abrasi dan bencana alam lainnya. Satu kata “mangrove atau bakau” diartikan oleh seorang aktivis muda dari UPN yaitu Thalita Yurisana yaitu banyak manfaat dan Ihksan menyampaikan bahwa kebanyakan masyakat pesisir hanya mengetahui mangrove berdasarkan species nya saja.
Mengundang pakar mangrove Kang Ihksan Nur dan juga aktivis muda untuk berbagi cerita di Talk Corner by ASTON Simatupang. Yuris menceritakan pengalamannya dalam menjaga bumi dengan mengkonversi karbon yang dikeluarkan tiap hari dan berdonasi melalui platform go greener di aplikasi gojek. Pada aplikasi ini masyarakat bisa mengalokasikan dana untuk menyumbang berapa bayak mangrove yang mau kita tanaman dan bisa juga pilih lokasinya.
Ihksan mengatakan bahwa kita menghirup oksigen dari pohon yang tidak pernah kita bayar. Unutk itu Ketua dari Yayasan Wahana Mangrove Indonesia ini memberi kesimpulan bahwa sebenarnya banyak sekali orang ingin terlibat untuk menyelamatkan mangrove akan tetapi merka belum tahu kemana mereka harus bergabung. Platform yang sudah disiapkan oleh team Yayasan Wahana Mangrove Indonesia akan segera mengeluarkan online donation platform yaitu donasi pohon untuk memberikan wadah secara online bagi siapa aja untuk mendonasikan uang untuk menyelamatkan ekosistem mangrove yang terancam rusak.
Indonesia adalah negara yang mempunyai ekosistem mangrove terbesar sedunia. ¼ dari ekosistem mangrove seluruh dunia ada di Indonesia. Sebenarnya kondisi ekosistem mangrove ada sebanyak 23% dari dunia, sekitar 3,4 juta hektar di Indonesia dan 1,4% kondisi baik dan 1,8% kondisi rusak berat. Indonesia darurat mangrove adalah gerakan yang dilakukan oleh Ihksan dan juga Green Peace untuk menyelamatkan mangrove dan kita masih memperlukan uluran tangan dari berbagai pihak.
Jika dibandingkan hutan tropis, faktanya hutan mangrove atau hutan bakau menyerap karbondioksida 5 kali lebih besar, satu hektar ekosistem mangrove bisa menyerap seribu ton karbondioksida. Solusi mencegah climate change yang dicanangkan oleh COP 25 di Madrid, Spanyol, adalah perbanyak menanam pohon. Kondisi yang terjadi saat ini adalah banyak terjadi alih fungsi lahan menjadi kawasan industri karena reklamasi dan hal tersebut membuat ekosistem hutan semakin terancam dan satu hal yang perlu bisa menyelamatkan bumi adalah komitmen semua stakeholder untuk selalu menjaga ekosistem mangrove atau hutan tropis.
Pesan dari Yuris sebagai anak muda harus mulai konsen terhadap isu climate change atau mangrove. Karena mangrove adalah pohon tidak popular dan untuk itu tugas kita untuk mengedukasi masyarakat tentang hebatnya dan banyak manfaat dari hutan mangrove. Salah satu langkah awal yaitu dengan hidup go green, seminim mungkin mengeluarkan karbondioksida dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ihksan memberikan contoh apa yang sudah dilakukan dengan mengedukasi masyarakat pesisir yang deket dengan ekosistem mangrove, sosialisasi adalah langkah utama supaya mereka tahu fungsi dan manfaat mangrove supaya masyarakat pesisir tahu pentingnya menjaga hutan mangrove. Ihksan juga mengajak semua semua jaringan masyarakat bergabung dalam wadah “Japmi” Jaringan pengiat mangrove untk bersama-sama menyelamatkan hutan mangrove dan mengenal manfaat ekosistem mangrove yang bisa diterima seperti menjaga siklus air dan juga manfaat ekonomi dan sosial lainnya.